Bunda pasti tahu dengan madu kan? Berapa banyak sih Manfaat madu  yang bisa kita dapat dari cairan ajaib ini ?  Tidak hanya orang Indonesia saja lo yang mengkonsumsi madu, tapi hampir di seluruh dunia ! Nah, sebenarnya cara menghasilkan madu itu bagaimana sih? Yuk baca serba-serbi tentang madu selengkapnya di bawah ini.

Apa Sih Madu itu?

Madu dihasilkan oleh lebah madu dan berupa cairan manis. Para lebah mengumpulkan nektar dari berbagai bunga, ataupun getah tanaman. Karena nektar berasal dari jenis bunga yang bermacam-macam (sesuai jenis bunga apa saja yang tumbuh pada musim itu), maka warna dan aroma serta konsistensi dari madu tidaklah sama pada setiap kali panen. Para pencari nektar ini adalah lebah pekerja yang merupakan lebah betina.

Perjalanan Nektar Bunga Menjadi Madu

Perjalanan nektar bunga untuk menjadi madu tidaklah cukup sampai di sini. Setelah lebah madu mengambil nektar, masih ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan sebelum pada akhirnya terbentuklah madu yang manis dan lezat. Setelah lebah madu hinggap di bunga dan mengambil nektarnya, maka lebah madu terbang kembali ke sarang.

Sarang lebah bisa berada di macam-macam tempat. Ada koloni lebah yang membangun sarang di lubang-lubang pohon, ada juga yang tinggal di dalam sarang buatan manusia. Nektar yang telah diambil oleh lebah madu ditaruhnya di dalam kantung madu, tepatnya di dalam bagian perut lebah madu.

Di dalam perut lebah inilah, nektar tadi akan bercampur dengan sejumlah kecil protein dan juga kandungan air di dalamnya berkurang. Protein-protein yang dicampurkan oleh lebah ini berupa enzim-enzim, yang merubah kandungan gula dalam nektar menjadi berbagai bentuk atau jenis gula.

Cairan dari lebah madu yang dikeluarkan melewati beberapa tahap sebelum sampai ke sel atau ruang dalam sarang. Cairan tersebut melewati rantai lebah madu, yaitu disalurkan sari satu lebah ke lebah yang lain. Setelah cairan tersebut sampai ke sel, lebah madu mulai memprosesnya.

Suhu normal di luar sarang bisanya sekitar 35 derajat celcius. Suhu serta peredaran udara diatur oleh para lebah dengan mengipasi sarang, yaitu dengan mengepakkan sayap mereka, hingga suhu ruangan bisa diatur. Selian mengatur suhu udara, peredaran angin tersebut juga membantu mnegurangi jumlah air dalam cairan memalui proses penguapan. Ketika kandungan air kurang dari 20 persen, lebah madu mengunci sel dengan sumbatan dari lilin lebah.

Lebah Madu, Si Mungil Penghasil Madu

Lebah madu termasuk kelompok serangga bangsa (ordo) Hymenoptera (bersayap bening) yangmembesarkan anak-anaknya dengan dengan serbuk sari dan madu. Serangga ini terdapat hampir di seluruh dunia yang ditumbuhi tanaman berbunga. Lebah madu termasuk serangga sosial yang hidup berkoloni.

Menurut Sarwono (2001) lebah madu yang paling penting sebagai penghasil madu dan lilin adalah lebah madu dari genus Apis. Spesies yang paling penting untuk diterrnak atau dipanen hasil madunya adalah lebah madu Apis mellifera (berasal dari Eropa) , Apis adonsonii atau Apis unicolor (berasal dari Afrika), Apis dorsata dan Apis indica (berasal dari Asia).

 Menurut     Warisno (1996) jenis lebah madu yang bayak dikenal oleh masyarakat Indonesia ada empat jenis, yaitu Apis indica, Apis mellifica (disebut juga Apis mellifera), Apis dorsata, dan Apis trigona. Dari keempat jenis lebah madu tersebut, yang banyak dibudidayakan yaitu Apis indica dan Apis mellifera.

 Apis indica umumnya dikenal sebagai lebah undan, lebah lalat, tawon laler (bahasa Jawa), lebah gula, lebah sirup, atau lebah kecil. Lebah-lebah ini ada yang dipelihara (diternakkan) dan ada juga yang hidup liar di seluruh bumi Nusantara. Bahkan ada yang mengatakan bahwa lebah tersebut adalah asli dari kawasan Asia dan Polinesia

Selain bentuknya yang kecil (lebih kecil daripada lebah Melli), sifatnya juga agak ganas. Produksi madunya tidak begitu banyak, yaitu sekitar 6-12 kilogram setiap tahun untuk satu koloni lebah. Lebah ini cukup banyak dipelihara di desa-desa dengan menggunakan sistem gelodog kuno yang terbuat dari batang pohon kelapa yag dibelah dua dan biasanya diletakkan di samping rumah.

Ada juga yang hidup liar di rongga-rongga pohon atau di dahan – dahan pohon besar yang terlindung dari terik sinar matahari dan hujan. Bahkan ada juga yang hidup di atap rumah-rumah tua yang sudah tidak dihuni.

Apis mellifera sering juga disebut lebah Italia, lebah impor Australia, lebah madu Internasional, lebah Selandia Baru, atau lebah Melli. Lebah ini bentuknya lebih besar bila dibandingkan dengan Apis indica dan sifatnya tidak ganas meskipun dapat menyengat.

Lebah ini cukup mudah untuk diternakkan dan produksi madunya cukup tiinggi,yaitu sekitar 30 – 60 kg per tahun untuk setiap koloni. Lebah ini banyak diternakkan oleh pemerintah (Dinas Kehutanan / Perum Perhutani) dan perusahaan-perusahaan swasta.

 Apis dorsata sering dikenali sebagai lebah hutan atau lebah liar, dan sering dipanggil dengan nama tawon gun (bahasa Jawa). Lebah ini sulit diternakkan, karena sifatnya yang ganas. Selain itu, sengatannya juga cukup berbahaya bagi manusia.

Jenis lebah ini ada juga yang menamakannnya lebah raksasa, karena rumahnya sangat besar dan penghuninya jutaan ekor. Garis tengah dari sarang lebah Apis dorsata kira-kira 1,5 – 2 meter dan penghuninya jutaan ekor. Produksi madunya setiap kali panen sekitar 50 – 60 kilogram. Bentuk sarang dari jenis lebah

Makanan Lebah Madu

Lebah madu bisanya mencari bunga dengan   jarak skeitar 2 kilometer dari sarangnya. Namun demikian, mereka juga bisa terang lebih jauh untuk mencari bunga-bunga sebagai sumber nektar mereka. Bahkan mereka bisa terbang hingga 14,4 kilometer dari sarang.

Cara lebah mendeteksi mana bunga yang harus mereka ambil nektarnya sangatlah rumit. Lebah madu menggunakan strategi untuk mengumpulkan makanan mereka. Para lebha pekerja saling berkomunikasi satu dengan yang lainnya tentang di mana tempat mereka bisa mendapatkan nektar bunga.

Melalui komunikasi antara lebhainilah merek memutuskan mengumpulkan nektar dan juga air yang mereka butuhkan, mreka juga memanggil kawanan lebah lain jika menemukan bunga yang melimpah.

Untuk menghasilkan satu kilogram madu berlebih, lebah harus mencari nektarbunga dari jutaan bunga dan terbang jauh. Jika penerbangan lebah madu ini dijumlahkan, maka jaraknya akan sama dengan 6 kali orbit atau lingkar bumi.

Siklus Hidup Lebah Madu

Lebah madu hidup dalam sebuah koloni dengan sistem masyarakat yang berhirarki. Dalam satu koloni terdapat tiga jenis lebah, yaitu ratu lebah, lebah jantan, dan lebah pekerja. Ciri-ciri ratu lebah yaitu berukuran paling besar dan tugasnya bertelur.

Beratnya mencapai 2 kali lebah pekerja dan panjangnya hampir tiga kali lebah pekerja. Telurnya berjumlah 15.000 – 20.000 butir (seratus kali berat badannya). Dalam satu hari, bisa mengeluarkan 1.500 butir telur , artinya tiap jam dikeluarkan 625 telur.

Banyaknya produk telur ditentukan oleh jumlah makanan yang diterimanya. Ratu lebah hanya keluar sarang saat musim kawin. Saat berada di udara, ratu lebah akan dibuahi oleh beberapa lebah jantan hingga kantung sperma yang berada di perutnya (spermatecha) dirasa penuh.

Setelah itu, ratu lebah kembali ke sarang untuk terus bertelur sepanjang hidupnya. Telur yang dibuahi sperma akan menjadi lebah betina, sedangkan telur yang tidak dibuahi akan menjadi lebah jantan. Bila ratu lebah banyak melahirkan lebah jantan artinya perkawinannya telah gagal atau spermanya sudah habis, biasanya terjadi saat ratu lebah sudah tua.

Umur ratu lebah bisa mencapai 5 – 6 tahun, tetapi usia produktifnya hanya mencapai 3 tahun atau 2 kali musim teratur. Umurnya yang panjang karena royal jelly yang dimakannya.

Ratu lebah memiliki sifat jarang menyengat tetapi bisa sangat galak pada calon ratu lebah lainnya. Selain itu, ratu lebah memiliki daya tarik bagi para lebah pekerja karena mengeluarkan pheromone. Selama zat tersebut ada, lebah-lebah pekerja akan selalu setia padanya.

Telur yang dihasilkan ratu lebah akan menjadi telur calon ratu lebah, telur lebah pekerja, dan telur lebah jantan. Sebenarnya, telur calon ratu lebah sama dengan telur lebah pekerja, tetapi diletkkan di sel khusus dan mendapat pakan istimewa yaitu royal jelly sejak larva hingga menjadi lebah.

Pada keadaan terdesak , misalnya koloni membutuhkan ratu baru atau ratu lebah yang ada tak mampu bertelur lagi, lebah pekerja akan berinisiatif memilih beberapa telur dan menjadikannya calon ratu lebah. Biasanya telur yang berusia belum genap empat hari akan dipindahkan ke sel khusus dan dipersiapkan sebagai ratu.

Lebah jantan berukuran lebih besar dari lebah pekerja dan lebih kecil dari ratu. Selama hidupnya, lebah jantan diberi makan oleh lebah pekerja Tugasnya mengawini ratu lebah, sedangkan sisa waktunya yang lain dihabiskan untuk menunggu ratu keluar dari sarang pada musim kawin.

Setelah kawin, lebah jantan akan mati karena jantung spermanya tertinggal di perut ratu. Usia lebah jantan hanya mencapai 3 bulan. Bila persediaan madu sedikit atau lebah jantan tidak menjalankan fungsinya, lebah pekerja bisa mengusir atau tidak memberinya makanan hingga lebah jantan mati.

Lebah pekerja merupakan anggota koloni yang paling banyak jumlahnya dan beragam tugasnya. Sejak usia 3 – 4 hari setelah lahir, lebah pekerja sudah memiliki tugas memberi makan larva. Lalu, tugasnya beralih menjadi lebah penjaga sarang dan penjaga ratu . Lebah muda ini akan memberi makan ratu, membersihkan badannya dan sel tempat tinggalnya.

Tugas lainnya adalah mengawasi, membersihkan, memperbaiki, dan membuat sarang serta siap menyengat makhluk lain yang berusaha mencuri madu atau masuk ke sarangnya. Pada masa ini, lebah pekerja disebut juga lebah lilin karena menghasilkan lilin di kelenjar perutnya.

Saat usianya makin tua, lebah pekerja akan beralih tugas menjadi lebah pencari pakan yang tugasnya berkeliling mencari nektar dan pollen sehingga disebut juga lebah pandu (forager). Lebah pekerja akan terus mengumpulkan makanan hingga tua dan mati yaitu bila usianya sudah mencapai 20- 40 hari pada musim panas dan 140 hari pada musim dingin.

Lebah dapat mencari sumber pakan hingga jarak 600 – 800 meter dari sarangnya. Siklus hidup lebah pekerja melalui suatu metamorfosis bermula dari telur dan menjadi larva, kemudian menjadi pupa, dan akhirnya lahir sebagai lebah madu.

Semua proses ini membutuhkan waktu 16 – 24 hari. Selama ada sumber pakan, satu koloni lebah dapat terus berkembang biak hingga banyak generasi. Jika salah satu koloni sudah terlalu penuh, lebah pekerja akan membuat koloni baru dengan membawa ratu

Menurut Suranto, Sp.A (2004) kini telah banyak peternakan atau budidaya lebah di banyak negara termasuk di Indonesia. Selain untuk konsumsi sendiri, mereka juga beternak lebah untuk tujuan komersial.

Salah satu kemudahan budidaya lebah madu adalah tidak memerlukan tempat yang luas. Jarak lokasi peternakan sampai ke sumber makanan yang baik sekitar 0,75 km dan jarak ke mata air bersih 200 – 300 meter.

Selain itu, tempat juga harus sejuk, bebas angin, dan berudara segar. Budidaya lebah harus memerhatikan siklus tanaman berbunga. Karena itu, para peternak lebah sering berpindah untuk mengikuti musim berbunga.

Jenis Madu Berdasarkan Proses Pengolahannya

Comb honey (madu sisir), adalah bagian dari sarang lebah yang terdapat madu segar di dalamnya. Para peternak untuk menghasilkan madu sisir, mereka tidak memisahkan antara madu dengan sarangnya yang berupa sel-sel dari lilin berbentuk heksagonal.

Pada kenyatananya, lilin dalam comb honey ini dapat di makan, jadi bukan hanya madunya saja yang bisa dimakan. Banyak pecinta madu lebih memilihi madu sisir ini karena mareka lebih yakin dengan keaslian dan kemurnian madu ini.

Di sisi lain, sebenarnya para peternak dan penghasil madu lebih mudah untuk memanen jenis madu ini karena tak butuh usaha untuk memisahkan madu dari sarangnya.

Strained honey (madu yang disaring), proses ini dilakuakn untuk memisahkan antara madu dengan sarang yang berupa lilin tersebut. Proses ini bisa dilakukan secara manual oleh para perani madu maupun juga dengan menggunakan teknologi terkini yang ada.

Chunk Honey (bongkahan madu) adalah berupa wadah dengan sisi cairan madu di dalamnya yang disertai pula dengan sebongkah madu sisir atau comb honey. Madu dalam wadah kaca dengan comb honey di dalamnya ini terlihat lebih menarik.

Dari wadah ini pula dapat dilihat bahwa madu berwarna terang dan transparan serta tak akan mudah menggumpal dalam waktu yang sangat lama. Madu dalam madu akasia sangat banyak dijumpai pada pasar madu luar negeri untuk madu dengan bongkaran sarang ini.

Extracted honey (madu yang diekstrak) adalah madu yang diperoleh dari hasil pemutaran, pemerasan, atau penggilingan comb honey hingga menghasilkan madu cair dengan alat atau teknologi tertentu.

Pressed honey (madu dari hasil penekanan) adalah madu yang diektrak atau dihasilkan dari proses penekanan comb honey atau sarang lebah tanpa ada proses pemanasan sama sekali, jadi kandungan di dalam madu masih murni dan asli.

Crystallised honey atau granulated honey adalah madu yang sudah dipisahkan dari sarangnya atau comb honey , lalu dikristalkan.

Creamed honey (madu dalam bentuk krim) adalah madu yang sudah dipisahkan dengan sarangnya, lalu melalui beberapa proses, seperti pencampuran antara madu yang telah dikristalkan dengan madu cair, lalu dipanaskan dalam suhu tertentu.

Madu yang dihasilkan tetap madu murni dalam bentuk krim dan tidak mengalami penambahan atau pengurangan bahan lain sama sekali hingga masih bertahan keaslian madu tersebut.

Kandungan Madu

1. Gula

Madu adalah salah satu campuran kompleks yang berasal dari alam dan sebagian besar terdiri dari karbohidrat. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi komposisi madu sehingga membuatnya menjadi objek yang menarik untuk diteliti.

Pada umumnya, madu adalah larutan gula jenuh, dan gula adalah unsur utama madu, sekitar 95 g/ 100 g berat kering. Komponen gula dalam berbagai jenis madu sebagian besar adalah fruktosa dan glukosa.

Rasio fruktosa dan glukosa adalah indikator yang berguna pada madu unifloral (Kaškonienè et al. 2010).Fruktosa rata-rata dua kali lebih manis daripada sukrosa, glukosa.

2. Senyawa-senyawa fenolik

Madu telah digunakan dalam pengobatan tradisional sejak dulu; dalam beberapa kali, penerapannya dalam perawatan luka bakar, gangguan pencernaan, luka yang terinfeksi, dan lesi kulit telah diteliti (Tezcan et al. 2010).

Sebagian besar sifat biologis madu didasarkan pada zat fenolik. Madu mengandung sekitar 0,1% -0,5% senyawa fenolik yang bertanggung jawab untuk antioksidan, antimikroba, antivirus, anti-inflamasi, anti kanker, dan banyak aktivitas biologis. senyawa fenolik dianggap salah satu zat gizi yang paling penting dan senyawa ini memainkan peran utama dalam gizi manusia.

Senyawa fenolik yang ada antara lain flavonoid, asam fenolik, anthocyanin, stilbenes, lignan, tanin, dan polifenol teroksidasi (Ferreira et al. 2009)

3. Minyak Essensial

Zat lain yang penting dalam madu adalah senyawa volatil (mudah menguap) yang memainkan peran penting dalam aroma dan nilai gizi madu. Senyawa volatil madu terdiri dari banyak monoterpen, diterpenes, dan seskuiterpen dan terpenoid, asam lemak, alkohol, keton, dan aldehid.

Minyak esensial telah digunakan selama ribuan tahun untuk pengawetan makanan, obat-obatan, pengobatan alternatif, dan terapi alami (Okoh et al. 2010). Rasa dan aroma adalah dua sifat yang paling penting dari madu, dan aroma yang dihasilkan oleh campuran kompleks dari senyawa volatil, yang bervariasi tergantung pada asal nektar, pengolahan, dan kondisi penyimpanan (De la Fuente et al. 2007).

Senyawa-senyawa volatil madu mempengaruhi karakteristik rasa, bau, dan aroma. Minyak essensial sangat menarik karena kegunaannya sebagai obat alternatif untuk pengobatan banyak penyakit menular, pengobatan alternatif farmasi, dan terapi alami, dan oleh karena itu, minyak esensial madu yang mempengaruhi nilai biologis madu.

Selain itu, senyawa volatil madu berpotensi berguna untuk membuktikan keaslian sampel madu (De la Fuente et al. 2007).

4. Mineral

Kandungan mineral total madu adalah sekitar 0,04% -0,2%. Banyak faktor yang mempengaruhi komposisi mineral madu, termasuk jenis tanah, sumber bunga, kondisi iklim, dan pemupukan, dan variabilitas yang besar (White 1978; Anklam 1998).

Mineral utama pada madu adalah K, Na, Ca, dan Mg. Selanjutnya ada Fe, Mn, Cu, Zn, Al, B, Sr, dan Na dalam konsentrasi yang lebih rendah (Vanhanen et al. 2011) Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa madu dengan warna gelap memiliki kandungan mineral total dan minyak essensial yang lebih tinggi.

Dilaporkan bahwa sampel madu gelap, seperti chestnut dan honeydew(dari Pinus), selalu mengandung mineral yang lebih tinggi (Golob et al 2005;. Pisani et al 2008.)

5. Asam – asam Organik dan Material Organik Lainnya

Keasaman madu terutama disebabkan oleh asam organik yang jumlahnya lebih rendah dari 0,5% (b / b). Keasaman berefek untuk rasa madu, stabilitas terhadap mikroorganisme, peningkatan reaksi kimia, antibakteri dan aktivitas antioksidan, dan granulasi (Cavia et al. 2002). asam organik dapat digunakan sebagai indikator kerusakan pada penyimpanan atau bahkan untuk mengukur kemurnian dan keaslian madu (White 1978).

6. Protein dan Asam Amino

Madu mengandung sekitar 0,2% protein, yang merupakan bee pollen dan plant pollen. Protein dan asam amino dalam madu dapat disebabkan dari lebah dan bunga,_mayoritas ini menjadi pollen (Anklam 1998; Hermosín et al 2003.). Di dalam asam amino sebanyak 1% (b / b), Prolin adalah jumlah terbanyak     yaitu 50% -85% dari total asam amino.

Semua asam amino essensial dan beberapa asam amino nonesensial, seperti asam γ-aminobutyric, amino acid isobutirat, dan ornithine, terdeteksi di banyak sampel madu, dengan proporsi relatif tergantung pada asal madu (nektar atau honeydew).

Selain prolin, asam amino yang ditemukan dalam madu adalah fenilalanin, tirosin, lisin, arginin, asam glutamat, histidin, dan valin. Konsentrasi prolin berfungsi sebagai penentu tambahan kualitas dan dalam beberapa kasus sebagai kriteria untuk memperkirakan kematangan madu serta indikator untuk mendeteksi pemalsuan gula (Meda et al. 2005).

Kandungan prolin pada madu berkualitas harus di atas 180 mg kg-1 madu, nilai minimum yang diijinkan oleh Codex Pangan dan Dewan Uni Eropa (Bogdanov dan Baumann 1997). Madu juga mengandung α-amilase, invertase, katalase, oksidase glukosa, dan fosfatase, yang terkait dengan asal tanaman, pollen, dan nektar (Anklam 1998).

Mengenali Kualitas Madu

Kualitas madu tidak ditentukan dimana para lebah madu tinggal. lebah     selalu mampu menghasilkan madu yang berkualitas baik. Tempat di mana ia tinggal tidak memberikan efek pada kualitas madu.

Yang mempengaruhi adalah cara manusia memberlakukan madu ketika sedang panen yaitu jika madu dipanen ketika kandungan airnya masih tinggi, atau jika madu tersebut terkontaminasi atau tidak higienis, mengalami pemanasan, kesalahan dalam penyaringan yang salah hingga bisa merusak kandungan dalam madu.

Bagi para penikmat madu, cara termudah untuk mengenali madu yang asli ialah dari aroma, rasa, dan juga konsistensi madu tersebut. Semua itu sebenarnya juga tergantung dari tanaman apa si lebah madu mendapatkan       nektar yang pada akhirnya menjadi madu.

Contohnya, lebah madu yang mengambil nektar bunga dari bunga matahari yang warnanya cenderung terang, maka madu yang dihasilkan akan terang juga atau biasa disebut dengan golden honey. Jika bunga asal nektar adalah bunga avokad, maka warna madu akan cenderung lebih gelap.

Faktor yang mempengaruhi aroma dan juga rasa madu adalah subjectif, tidak bisa ditentukan dengan konkrit. Sering kali juga bahwa kualitas madu itu ditentukan oleh warna madu tersebut. Biasanya, madu berwarna lebih gelap memiliki rasa yang lebih kuat, sedangkan madu dengan warna yang pucat, memiliki rasa yang lembut.

Sejumlah besar dari kandungan madu juga menentukan rasa dari madu tersebut. Kandungan ini juga mudah sekali menguap pada temperatur diatas 35 derajat celcius. Inilah yang menjadi alasan kenapa kualitas madu    mudah sekali berkurang karena dipanaskan.

Sangat tidak mungkin untuk membandingkan karakteristik madu yang berupa rasa dan aroma berdasarkan warna cerah maupun gelap dari madu Negara satu dan Negara yang lainnya. Warna terkadang juga bisa menjadi indikator dari kualitas karena warna madu yang di dalam penyimpanan warnanya akan semakin gelap.

Selain itu, pemanasan juga akan menimbulkan madu dengan warna yang lebih gelap. Namun demikian, banyak madu segar sempurna yang meskipun tidak mengalami proses pemanasan warnanya pun bisa gelap.

Nah Bunda, semoga informasi mengenai manfaat madu ini bermanfaat bagi Bunda dan Si Kecil yaa :), jangan lupa untuk memberikan vitabumin kepada si kecil setiap hari