Bagi sebagian orang tua, menidurkan anak adalah suatu tantangan yang selalu dihadapi saat malam hari. Mulai dari menyusui anak, menggendong anak, menyanyikan lagu atau bahkan menepuk-nepuk tubuhnya pelan hingga ia dapat terlelap dalam tidurnya. Nah, untuk mengurangi kewalahan bunda saat menidurkan anak. Bunda bisa menerapkan sleep training. Namun, dalam menerapkan sleep training memang tidak selalu mulus karena anak juga butuh penyesuaian untuk membiasakan sleep training tersebut.

Sleep training merupakan proses dalam membantu anak tidur sendiri tanpa bantuan orang lain mulai dari ia tertidur sendiri hingga terbangun tengah malam. Dengan ia terbangun tengah malam, anak akan menenangkan dirinya sendiri dan akan tertidur sendiri tanpa bantuan orang tua. Biasanya dalam melakukan sleep training ini anak dibiasakan untuk tidur pisah kamar dengan orang tuanya sejak dini. Dengan harapan agar anak bisa merasa nyaman dan nyenyak tidur dikamarnya sendiri.

Semua anak bisa mendapatkan sleep training jika orang tuanya juga memiliki kesiapan. Para Ahli menyarankan dalam menerapkan sleep training dapat diberikan kepada anak ketika ia sudah menginjak usia 4 bulan – 6 bulan. Sebab, di usia 4 bulan anak belum memiliki ketergantungan untuk tertidur dengan harus di gendong atau di ayun-ayunkan. Sedangkan di usia 6 bulan, anak sudah mampu mengembangkan siklus tidur-bangun dengan teratur dan kemungkinan bisa tidak terbangun dimalam hari untuk menyusu. Dalam memberikan sleep training ini harus dilakukan secara konsisten terutama dalam memilih metode sleep training. Berikut beberapa metode sleep training yang dapat bunda terapkan ke anak :

Macam – Macam Metode sleep training

  1. Cry It Out (CIO)

Metode cry it out dilakukan dengan cara meletakkan anak ke tempat tidurnya pada jam ia biasa tidur dan kemudian meninggalkannya sendiri di kamar tidur dengan tujuan agar ia dapat tidur sendiri. Jika anak menangis saat ditinggalkan sendiri dikamar, bunda dan ayah jangan menjemput dan menemuinya ke kamar. Biasanya periode ia menangis sebelum tertidur hanya berlangsung semala tiga menit. Ketika ia sudah kelelahan menangis, ia akan tidur sendiri.

Namun, jika anak menangis lebih dari tiga menit, bunda bisa menenangkannya tanpa menggendong anak. Redakan tangisan anak dengan cara menepuk-nepuk tubuhnya secara pelan atau bisa juga dengan menemaninya. Jika anak sudah reda dalam tangisnya, bunda bisa meninggalkannya kembali. Meskipun metode ini cukup berat untuk dilakukan orang tua, namun metode ini dapat memberikan hasil. Biasanya siklus anak menangis hanya terjadi 3-4 hari saja. selebihnya ia sudah mulai terbiasa tidur sendiri tanpa di dampingi orang tua.

  1. Metode Ferber

Jika bunda dan ayah tidak tega dalam menerapkan metode cry it out, bunda juga bisa menerapkan metode ferber atau yang dikenal dengan metode cek dan hibur. Saat sudah waktunya anak untuk tidur, letakkan ia ke kamar tidurnya kemudian tinggalkan. Sesekali selalu cek anak secara bertahap dengan menetapkan interval waktu. Bunda bisa mengawalinya dengan 5 menit sekali, kemudian 10 menit sekali dan seterusnya.

Jika anak menangis, disarankan jangan menggendongnya. Beri tepukan pelan pada tubuh anak agar ia tenang dan tertidur sendiri.

  1. Metode Fade It Out

Metode ini bisa disebut sebagai metode yang lembut dibandingkan dengan metode lainnya. Karena metode ini dilakukan dengan cara menggendong atau menyusui anak hingga tertidur, kemudian letakkan ke tempat tidurnya. Namun, seiring berjalannya waktu bunda bisa mengurangi kebiasaan tersebut dengan cara menemani anak di sampingnya dan menyanyikan atau menepuk-nepuk tubuhnya hingga ia tertidur. Kemudian tinggalkan anak untuk tidur sendiri, agar lama-kelamaan menjadi terbiasa. Metode ini memang membuang waktu dan membutuhkan kesabaran.

  1. Metode Kursi (Chair Method)

Metode kursi ini dilakukan dengan cara duduk disamping tempat tidur anak sampai ia tertidur. Pindahkan kursi secara perlahan dan sedikit demi sedikit lebih jauh dari tempat tidur anak setiap malamnya, hingga kursi berada di dekat pintu dan keluar dari ruangan. Cara ini memang membutuhkan kesabaran dan agak sulit, sebab membutuhkan waktu yang lebih lama agar bayi mulai terbiasa tidur sendiri.

  1. Bedtime Fading

Metode bedtime fading ini bisa mengubah ritme tidur anak sesuai dengan waktu yang diinginkan bunda. Caranya dengan memperhatikan isyarat tidur anak, seperti : menggosok mata, menguap atau rewel. Setelah itu letakkan ia ke tempat tidur. Jika anak menangis, angkat ia dari tempat tidur selama beberapa menit, kemudian coba untuk meletakkan anak ke tempat tidur. Setelah anak berhasil terlelap pada waktu yang ia inginkan dalam beberapa malam, perlahan pindahkan waktu tidurnya 15 menit lebih awal hingga bunda menginginkan waktu ideal anak untuk tidur.

  1. Pick up, put down

Metode ini dapat dilakukan saat anak sedang mengantuk namun masih terjaga, dengan menaruh ke tempat tidurnya. Jika anak menangis, tunggu ia hingga menenangkan dirinya. Namun, jika anak tak kunjung diam, bunda bisa menenangkannya dengan menggendong anak kemudian letakkan ke tempat tidurnya ketika ia sudah tenang.

Itulah beberapa metode sleep training yang dapat bunda terapkan kepada anak agar ia dapat tidur sendiri tanpa bantuan orang lain. Pilihlah metode sesuai dengan karakter si kecil. Pastikan metode tersebut tidak menekan anak anda. Selamat mencoba bunda.

Sumber :

theasianparent. Diakses pada 2022. Sleep Training untuk Bayi : Manfaat, Waktu yang Tepat, dan Cara Menerapkannya.

validnews.id. Diakses pada 2022. konsistensi Jadi Kunci Utama Sleep Training pada Bayi.

kompas.com. Diakses pada 2022. Mengenal Sleep Training, Berikut Manfaatnya untuk Anak